CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Minggu, 02 Oktober 2016

Kenal sama yang namanya ENDOMETRIOSIS

Helowwwww,,,

Kemana aja atuh,,,
Sekarang bulan Oktober 2016,, it my Month,,, dan aku  mau bercerita tentang Operasi di Bulan Juni,,,
Yup,, akhirnya setelah 2 tahun bergelut dengan Kista dan Miom yang bersarang di Rahim aku.. (That is why I'm not getting pregnant) aku memutuskan untuk Operasi. Cerita awalnya udah pernah di tulis sebelumnya atau belom ya,, lupa,,, pokoknya gini deh,,,

Bermula di bln Januari 2014, saat Narees umur 4 tahun, Aku memutuskan untuk berencana punya anak lagi dan cabut alat kontrasepsi. Di bulan 1 setelah cabut itu aku telat mens,, (pikirannya hamil dong),, di test negatif tapi nyaaa,, hiks,, dan akhirnya keluarlah mens,, cuma 2 hari sedikit pula. Begitu pun bulan berikut nya kembali mens (dan spt biasa teratur sesuai jadwal) tapi sedikit lagi,,, daaan di bulan ke 3 setelah cabut KB itu saya merasakan nyeri Haid yang sangat hebat ( gak seperti biasanya),, sampe badan panas dingin,, dan kram luar biasa. Mens yang keluarnya pun sedikit. Cek ke Dokter Kandungan ternyata ada Kista sebesar 3Cm. Saran dari Dokter hanya menyuruh saya segera Hamil. Dah itu aja,,, Ok,, aku memang mau hamil,,, So ya berusaha buat hamil aja deh,,, waktu bergulir hampir 1 tahun dan aku tak kunjung hamil,, malah Berat Badan semakin menaik tajam,,

Di tahun 2015 awal tahun,, baru aku cek lagi ke dokter kandungan tapi ganti ke dokter lain (dr Anita di limijati) karena aku pengen ada second opinion kenapa blm hamil aja,, dan ternyata Kista aku sudah 8cm di tambah ada MIOM,,, Dokter bilang gimana mau hamil,, kista dan miom nya gede, di tambah BB aku yang obesitas, pola hidup tidak baik pula. Dokter menyuruh untuk Operasi pengangkatan Kista dan Miom.. waduh dengan biaya yang tidak murah saya masih memikirkan jalur operasi lah,, syerem juga,,, dan saya kembali ke dokter kandungan yang biasanya (dr Hanny Rono di Santosa) dan saya melalui berbagai test seperti HSG, pemeriksaan dalam juga... hasil nya memang saluran sel telurnya itu sudah terhalang oleh si kista jadi pasti gak akan ketemu sama si sperma. Dr Hanny bilang jenis kista saya itu kista coklat dan tidak menyarankan operasi di awalnya hanya memberi obat hormon untuk mengecilkan kista seperti nya,, obat di berikan selama 6 bulan dan harganya juga lumayan menguras kocek. Di tambah aku nya juga merubah pola hidup, saya diet makanan dan saya berolahraga. Oiya selama 6bln pun saya tidak mens dengan maksud kista yang saya itu kista coklat isinya darah mens, dengan mens nya berenti sehingga kista nya itu tidak akan membesar, dengan bantuan obat hormon itu maka kista di bantu tidak membesar dan di hancurkan (itu kesimpulan saya). Namun setelah 6 bulan hasil yang saya dapat adalah Kista nya tidak mengecil sama sekali namun tidak membesar juga. Apakah saya merasa sakit pada saat mens,, yak sakit banget,, kram perut hebat,,, namun dengan saya berolahraga Yoga,, sakit pada saat mens itu bisa berkurang loh,,, dan terbukti Kista nya tidak membesar lagi,, dan membuat mens saya lancar,, gak sedikit keluarnya. Berdasarkan hasil kista yang tidak mengecil setelah di beri obat hormon selama 6 bln akhirnya Dr Hanny memutuskan untuk operasi saja. Janjian bln Mei 2016 untuk operasi.

Di tahun 2016, saya harus mempersiapkan untuk Operasi Pengangkatan Kista & Miom. Saya siapkan mental saya, kebayangkan,, perut harus di sayat panjang sekali,, yang kepikiran itu,, saya tidak rela kalo saya harus istirahat lama dari yoga,, kan pemulihannya akan memakan waktu berbulan-bulan. Ditambah faktor kerjaann di kantor juga yang kebayang nya bakal numpuk kalo lama istirahatnya. Di bulan Maret 2016 ternyata ada teman yoga saya yang melakukan operasi yang sama. Operasi dengan metode Laparaskopi. Jadi perut hanya di bolongi 4 titik saja, operasi nya pun pake komputer dan kamera gitu, masa recovery nya pun terhitung cepat. Ini cukup menggiurkan akhirnya saya memutuskan untuk ganti dokter, dan memakai dokter yang sama dengan teman yoga saya. Saya datang untuk konsultasi ke Dr Marrisa yang ternyata tempat praktek nya dekat banget sama rumah saya (enaknya,,,,). Dr Marrisa pun menyuruh saya untuk melakukan operasi dan setelah mengatur jadwal kantor dan lain-lainnya saya melakukan operasi di tanggal 2 Juni 2016 di RS Santosa.



Tgl 1 Juni saya sudah cuti dari kantor dan pergi ke RS dengan Pede nya,, gak terlihat seperti yang sakit. Tanggal 2 Juni hari kamis saya di operasi  dan bisa pulang ke rumah hari Sabtu nya. Kegiatan pasca operasi biasa saja, tidak merasakan sakit hebat. Setelah pulang pun bisa langsung jalan-jalan dan kegiatan normal. Kembali kerja seperti biasa dan kembali beryoga setelah 1.5 bulan pasca operasi. oiya saya mau membahas tentang hasil Operasi nya,, hasil Patologi Anatomi nya,, Kista yang ada di saya itu jenis endometriosis,,, kalo Miom nya sih gak usah di bahas ya wong sama aja semua Miom adalah pertumbuhan di dalam atau di sekitar uterus (rahim) yang tidak bersifat kanker atau ganas. Miom dikenal juga dengan nama mioma, uteri fibroid, atau leiomioma. Miom berasal dari sel otot rahim yang mulai tumbuh secara abnormal. Pertumbuhan inilah yang akhirnya membentuk tumor jinak. 

Nah kalo Kista saya itu adalah Endometriosis. Ini aku kutip dari Web nya Alodokter yah,,  Endometriosis merupakan salah satu kelainan yang menyerang sistem reproduksi wanita. Penyakit ini muncul ketika jaringan dari lapisan dalam dinding rahim atau endometrium tumbuh di luar rongga rahim.


Gejala-gejala Endometriosis

Walau umumnya tidak tergolong mematikan, penyakit jangka panjang (kronis) ini dapat menyebabkan gejala yang sangat mengganggu aktivitas. Gejala endometriosis yang paling sering terasa adalah sakit yang luar biasa saat menstruasi.
Selain itu, penderita juga bisa mengalami pendarahan yang berlebihan saat menstruasi dan rasa sakit saat buang air besar serta kecil. Gejala-gejala endometriosis umumnya terasa paling parah sebelum dan selama siklus menstruasi berlangsung.
Dampak endometriosis berbeda-beda pada tiap wanita. Karena itu, sangat penting bagi Anda untuk tidak meremehkan rasa sakit yang melebihi biasanya pada saat menstruasi dan memeriksakan diri ke dokter.

Penyebab dan Faktor Risiko Endometriosis

Tiap bulan, tubuh wanita akan melepaskan hormon yang memicu penebalan dinding rahim atau endometrium dan bersiap menerima sel telur yang sudah dibuahi. Jika tidak terjadi kehamilan, dinding rahim akan luruh dan keluar dari tubuh dalam bentuk menstruasi.
Endometriosis terjadi saat jaringan endometrium tumbuh di luar rahim. Jika Anda mengidap endometriosis, jaringan tersebut juga mengalami proses penebalan dan luruh yang sama dengan siklus menstruasi. Tetapi darah di luar rahim akhirnya mengendap dan tidak bisa keluar karena terletak di luar rahim. Endapan tersebut beserta dengan jaringan di sekitarnya akan mengalami iritasi. Lama-kelamaan, jaringan parut atau bekas iritasi pun terbentuk.
Penyebab tumbuhnya jaringan endometrium di luar rahim belum diketahui secara pasti, tapi kadar hormon estrogen yang tinggi terbukti dapat memperparah kondisi ini. Karena itu, endometriosis umumnya menyerang wanita di usia produktif. Ada beberapa faktor risiko selain estrogen yang diduga sebagai pemicunya, yaitu faktor keturunan, pengaruh infeksi panggul yang pernah diidap, serta keabnormalan pada rahim.

Langkah Pengobatan Untuk Endometriosis

Karena penyebabnya belum diketahui, langkah penanganan endometriosis yang pasti juga belum ada. Tujuan pengobatannya adalah untuk mengurangi gejala agar tidak mengganggu rutinitas sehari-hari.
Rasa sakit luar biasa saat menstruasi yang menjadi gejala utama penyakit ini dapat dikurangi dengan obat pereda sakit atau terapi hormon. Penanganan dengan operasi juga bisa dilakukan untuk mengangkat jaringan endometriosis, terutama untuk pengidap yang berencana punya anak.

Penyebab Endometriosis

Penyebab tumbuhnya jaringan endometrium yang abnormal ini belum diketahui secara pasti. Tetapi ada beberapa penjelasan tentang bagaimana endometriosis bisa terjadi, yaitu:
  • Retrogade menstruation atau aliran menstruasi yang berbalik arah. Ini terjadi saat banyak sel endometrium mengalir naik ke tuba falopi, kemudian masuk ke rongga perut. Tidak seperti proses menstruasi normal yang seharusnya keluar melalui vagina.
  • Gangguan pada sistem kekebalan tubuh. Ada kemungkinan sistem kekebalan tubuh tidak berhasil melenyapkan sel-sel endometrium yang secara keliru tumbuh di luar rahim.
  • Perpindahan sel-sel endometrium ke bagian tubuh lain melalui darah atau sistem limfatik saat prosedur episiotomi atau operasi cesar ketika melahirkan.
  • Perkembangan sel yang tidak normal. Sel-sel yang seharusnya berkembang menjadi lapisan perut atau panggul, justru berkembang menjadi sel-sel endometrium.
Para pakar juga memercayai bahwa ada beberapa hal yang dapat menjadi faktor risiko endometriosis. Di antaranya:
  • Faktor keturunan yaitu mempunyai anggota keluarga yang menderita endometriosis.
  • Belum pernah melahirkan.
  • Pernah mengidap infeksi panggul.
  • Mengidap kondisi tertentu yang dapat menghalangi jalur darah menstruasi.

Dah ah itu yang saya tau dari endometriosis itu... pasca operasi saya harus melakukan 3 kali suntik Tapros untuk mengnonaktifkan sel endometrio nya. Dan Sekarang sudah tamat.. tinggal tunggu saya semoga lekas hamil agar bisa bebas dari si endometriosis ini selama 9bln lamanya,,, Doakan saya yaaah,,,

x.o.x.o